Menyediakan Segala Kebutuhan Grosir Bagi Anda yang ingin mendapatkan harga murah.

Sunday, August 30, 2020

Google Bahasa Jawa

Google Bahasa Jawa -  Menurut sejarah bahasa Jawa merupakan rumpun dari bahasa Austronesia; yaitu bahasa-bahasa yang di memakai {beberapa|sebagian|lebih dari satu} suku bangsa di kepulauan selatan (tenggara) daratan asia.

Bahasa ini tersebar jadi ujung barat pulau Jawa, Banten sampai ujung timur Banyuwangi. Ia punya tidak cukup lebih 80 juta suku kata. Meskipun bukan bahasa resmi di manapun, namun bahasa ini paling banyak punya suku kata. Bahasa Jawa diucapkan dan dipahami oleh tidak cukup lebih 80 juta jiwa manusia. Populasi bahasa Jawa juga banyak diucapkan di semua Indonesia, negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Belanda, Suriname, Kaledonia Baru, Timor Timur, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hong Kong dan Curacao.

Sejarah Bahasa Jawa


Sejarah sastra Jawa dibagi jadi empat jaman. Selain itu tersedia lagi kategori Mirunggan yaitu sastra Jawa Bali. Sastra ini merupakan terusan dari sastra Jawa Tengahan. Selanjutnya tersedia juga sastra Jawa lombok, Jawa Sunda, Jawa Madura dan sastra Jawa Palembang. Dari semua sastra tradisional nusantara, di dalam sejarah bahasa Jawa adalah yang paling unggul dan terbanyak tersimpan karya sastranya. Lebih dari 12 abad yang lalu para peneliti sejarah bahasa Jawa menemukan empat bagian penulisan.

Awalnya mereka ditulis memakai huruf turunan dari huruf Brahmi atau Pallawa yang berasal dari sebelah selatan India. Huruf Hanacaraka yang di memakai sampai sekarang. Kemudian terhadap masa kejayaan Islam terhadap abad 1516 huruf Arab juga digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Huruf ini dinamakan aksara Pegon. Dan sesudah datangnya bangsa Eropa di tanah Jawa huruf Latin jadi digunakan.

Di tahun 1980, 22 dari 27 provinsi di Indonesia waktu itu yang mengucapkan bahasa lainnya. Misalnya Kawi sebagai bahasa sastra mereka. Banyak perkataan dari bahasa Kawi diambil dari Sansekreta. Bahasa Kawi sering juga disebut sebagai bahasa Jawa kuno. Bahasa ini banyak ditemukan terhadap prasasti atau kakawin. Meskipun kata-katanya beda bersama dengan bahasa Jawa kuno, sebab bahasa kawi cuma untuk kesusastraan. Karena dari sejarah bahasa Jawa kuno adalah alat komunikasi seperti yang diucapkan waktu ini.

Tapi sesungguhnya bahasa Kawi ini belum punah juga sebab tetap sering di memakai terhadap pagelaran wayang golek, wayang wong dan wayang kulit. Selain itu juga sering dipakai terhadap acara tradisi Jawa seperti terhadap acara palakrama atau upacara perkawinan. Hal ini ditemukan terhadap pembuka sastra terhadap prasasti yang ditemukan di sebuah perkebunan Sukabumi. Prasasti Sukabumi ini ditulis terhadap tanggal 25 maret tahun 804 masehi. Isinya ditulis memakai bahasa Jawa kuno. Terdapat juga prasasti lainnya yaitu di kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur dari tahun 856 masehi yang berisi tembang kakawin. Namun kakawin berikut isinya telah tidak utuh lagi. Di situ tertera tembang bahasa Jawa kuno yang tertua.

Perkembangan Bahasa Jawa Kuno Tidak Statis


Penggunaan mereka termasuk periode kurang lebih 500 tahun sejak prasasti Sukabumi sampai berdirinya Kerajaan Majapahit terhadap tahun 1292. Memang terkandung {beberapa|sebagian|lebih dari satu} perubahan sampai nyaris menyamai bahasa Jawa modern. Pengaruh linguistik India di dalam bahasa Sansekerta ini nyaris secara eksklusif pengaruhi bahasa ini. Karena tidak tersedia bukti unsur linguistik India di Jawa selain Sanskerta. Ini adalah bentuk yang berbeda, andaikan efek linguistik India di dalam bahasa Melayu Sanskerta telah berdampak mendalam dan langgeng terhadap kosakatanya.

Bahasa Austronesia adalah kekuatan pembentuk yang paling kuat terhadap Jawa kuno, yang mewariskan banyak sekali kosa kata, susunan kalimat dan tata bahasa. Dibagikan bersama dengan bahasa saudara serumpunnya di Asia Tenggara yang terpengaruh bahasa Sanskerta. Terlepas dari efek Sanskerta yang luar biasa, terhadap selanjutnya tetap juga merupakan bahasa Austronesia. Namun bahasa Sanskerta juga pengaruhi fonologi dan kosakata ini. Dalam Sejarah bahasa Jawa kuno punya kandungan konsonan retroflex, yang bisa saja berasal dari bahasa Sansekerta.

Itulah yang diperdebatkan oleh {beberapa|sebagian|lebih dari satu} pakar bahasa yang berpendapat bahwa tersedia bisa saja juga terjadinya konsonan retroflex. Itu adalah pertumbuhan berdiri sendiri di dalam kosakata keluarga bahasa Austronesia. Pertanyaan berkaitan adalah bentuk di mana kalimat Sanskerta dipinjamkan di dalam bahasa Jawa kuno. Kata-kata Sanskerta yang dipinjam di sini nyaris tanpa kalau kata benda dan kata sifat. Di sana di bawah klien membentuk daftar kata dari 200 item kosakata dasar. Ini tersedia di database kosa kata basic Austronesia yang perlihatkan {beberapa|sebagian|lebih dari satu} pinjaman ini.

  

No comments:

Post a Comment